Minggu, 11 Desember 2016

POTENSIAL ITU, BENCANA PERUBAHAN IKLIM



FENOMENA PERUBAHAN IKLIM PEMICU GEMPA PIDIE

Pakar Geografi dan Kegempaan Universitas Negeri Padang, Dr. Dedi Hermon mengatakan bahwa bergeraknya sesar Simalanga-Sipopok Fault di Zona Patahan Semangko segmen Aceh Pidie merupakan suatu fenomena langka dan mustahil bisa menghasilkan gempa dengan kekuatan 6,5 SR, karena sesar Simalanga-Sipopok Fault merupakan bagian percabangan kecil dari Sesar Utama yang menyusun Patahan Semangko yang tidak mungkin bergerak apabila sesar utama tidak bergerak. Fenomena ini bisa terjadi apabila ada pemicu dari terjadinya cuaca ekstrim permukaan bumi berupa naiknya temperatur bumi secara eksrim(perubahan iklim)  pada satu dekade terakhir.  Dedi Hermon  juga  menjelaskan  bahwa  perubahan  iklim  secara langsung akan mempengaruhi
keseimbangan dari Planet Bumi. Perubahan iklim akan menyebabkan hilangnya keseimbangan panas Matahari yang di absorsi Bumi dengan panas ini Bumi itu sendiri. Panas matahari yang di absorbsi bumi akan dikembalikan ke atmosfer dalam bentuk radiasi bumi. Dengan semakin meningkatkan konsentrasi GRK di atmosfer dan semakin menebalnya lapisan troposfer akibat kosentrasi gas tersebut, mengakibatkan radiasi bumi tertahan dan sebagian besar akan dikembalikan ke bumi. Ketidakseimbangan  panas  ini telah menciptakan panas di dalam perut bumi tidak dapat keluar sehingga perut bumi terlalu panas, sehingga terjadi peningkatan aktivitas magma di perut bumi. Meningkatnya aktivitas magma di perut bumi akan menimbulkan aktivitas kegempaan, vulkanik, dan aktivitas tektonik.
Menurut beliau, fenomena Gempa Bumi Aceh Pidie yang terjadi Rabu pagi 7 Desember 2016 dengan kekuatan 6,5 SR diduga akibat hilangnya keseimbangan panas tersebut, sehingga magma mendesak sesar Semangko kawasan tersebut, dan sesar Simalanga-Sipopok Fault merupakan anak cabang dari Patahan Semangko yang terlemah dan mudah bergerak secara otomatis terpicu untuk bergerak. Penyebab lain dari Gempa Aceh Pidie juga tidak adanya aktivitas vulkanisme pada kawasan tersebut dalam satu dekade terakhir, hal ini menyebabkan energi magma menumpuk dan mempengaruhi sesar diatasnya. Dalam 40 tahun terakhir, gelombang panas akibat perubahan iklim memberikan pengaruh yang besar dan berkorelasi dengan frekuensi gempa berkekuatan magnitud 4 dan 6 SR.
Karena sesar yang bergerak merupakan anak cabang dari sesar utama Patahan Semangko Segmen  Aceh Pidie, kekuatan geser sesar bersifat lokal dalam kawasan segmen. Pergeseran sesar ini tidak akan mempengaruhi pergerakan sesar segmen tengah dari Patahan Semangko, sehingga wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, dan Lampung tidak akan terpengaruh oleh aktivitas sesar di kawasan Aceh Pidie.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar