Sabtu, 01 Oktober 2022

Prof. Dr. Dedi Hermon: Bayar Zakat Harta dan Keluarkan Hak Anak Yatim



Polemik masyarakat modern saat ini sangat hedonis dengan gaya hidup yang tidak lagi toleran terhadap sesama. Omong kosong dengan slogan-slogan mengatasnamakan menghilangkan ketimpangan ekonomi dan sosial, semakin semangat itu di tingkatkan, semakin timpang kesenjangan ekonomi dan sosial yang terjadi.
Kenapa hal demikian bisa terjadi..? Karena pengaturan keuangan lebih berpihak pada para pejabat dan orang-orang yang berpangkat, sehingga penerimaan keuangan tidak lagi memperhitungkan linearitas yang landai tanpa berjenjang, tapi lebih pada linearitas yang berjenjang, sehingga masyarakat pada jenjang paling bawah akan dengan sendirinya memperoleh pendapatan yang sangat kecil, dan penambahan pendapatan tidak bisa, karena tidak ada peluang Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Orang-Orang yang berada pada jenjang menengah dan atas, selain menerima pendapatan yang besar, penambahan pendapatan juga dapat dilakukan melalui korupsi kebijakan, mafia judi dan pendidikan, serta bisnis haram lainnya.

Kita tidak mengerti dari mana aturan ini dibuat, yang jelas saat ini ketimpangan yang terjadi akibat hal-hal pengelolaan keuangan yang sesat dan tidak pro rakyat.
Tapi, no problem, yang jadi masalah sekarang, orang-orang dengan pendapatan yang baik ini apakah sudah mengeluarkan zakat hartanya pada fakir miskin. Jawabnya pasti tidak semua, karena kalau semua orang kaya dengan kesadarannya memberikan hak fakir miskin melalui zakat harta dengan perhitungan yang sesuai dengan aturan agama, tentu tidak ada lagi orang miskin di negara ini, dan BLT bisa dihemat untuk hal lain yang lebih penting.
Demikian juga, kalau seandainya para orang kaya rutin mengeluarkan hak anak yatim, tentu tidak ada lagi anak terlantar di negara ini.
Mereka tidak sadar, bahwa harta adalah ujian, dan semakin banyak harta yang ditiupkan oleh Yang Maha Kuasa, semakin besar hisab dan tagihannya di akherat kelak. Mereka tidak tau atau pura-pura tidak tahu, bahwa sebagian harta yang dititipkan pada mereka, ada hak fakir miskin dan anak yatim yang harus mereka serahkan. 
Mereka para orang kaya itu yang tidak mau mengeluarkan hak fakir miskin dan anak yatim, secara hakekatnya, mereka itu pelit dan brutal, walaupun sebagian orang mengatakan mereka royal dan pemurah pada teman sejawat, pada para perempuan sampingan pemuas nafsu, pada bandit-bandit pembeking atau pada atasan yang senang diberi harta oleh bawahan.
Semoga saja, kesadaran akan pentingnya mengeluarkan zakat harta dan harta untuk anak yatim bisa mengetuk hati kita semua, sehingga tidak ada lagi yang miskin dan terlantar di negara ini, dan linearitas pendapatan dari masyarakat paling bawah ke yang paling tinggi bisa membentuk garis lurus yang tidak berjenjang.

———————-dedi hermon——————————


Jumat, 16 September 2022

Solusi yang Tidak Mengenakkan

SOLUSI YANG TIDAK MENGENAKKAN

(Prof. Dr. Dedi Hermon)


Bapak tua yang biasa duduk di warung domino itu terus berceloteh tidak menentu sambil sekali-kali menghembuskan asap rokok kreteknya. Mulutnya terus berceloteh tentang naiknya harga BBM yang berdampak pada mahalnya biaya operasi kapal kecilnya untuk melaut. Ya…bapak tua tersebut adalah nelayan kecil yang menggunakan perahu kecil untuk melaut, sekedar membeli beras untuk makan keluarga dan cucu-cucunya yang masih kecil.

“Alah taniayo pariuak dapua den dek COVID ko, baru ka bangkik, eeeeee BBM ko lah naiak lo…” serungut bapak tua sambil terus mengerutu yang tidak begitu jelas kalimatnya.

“Manga pak, bedo bana upek mah..” sambung Jo Bidin merespon singkat.

“Baa indak dek ang Bidin, lah tambah payah iduik den kini, BBM tambah maha, akibaik e bareh naiak lo, lado, ongkos anak sikola, naiak sado eee, tamasuak jo operasional perahu den gai, Nan lauak payah lo kini, sisiak nan di kaja, sarok nan dapek, bedo mah….” jawab bapak tua itu semakin emosi.


“Kan beko dapek subsidi apak mah…” si Kaliang ikut menyanggah pendapat bapak tua tersebut.

“Bara subsidi e, apo subsidinyo salamo nyo. Awak urang pandie ko kan kanai ota se nyo mah. Paliang-paling subsidi salamo tigo bulan, anam bulan, setahun…tu tatilantang sudah tu lai…” bapak tua itu  terus mengoceh tak karuan.

“Batua nan dikatokan apak ko mah kaliang, iko lah suaro nan sabana suaro kepedihan masyarakat awak kini mah. Caliak sajo contoh kenek, laki si Mai tu a, kan ba pitih tu, gilo membangun sajo, ado ado sajo nan kadipelokan nyo, nan dapua rumahlah nan indak ancak, nan teraslah nan kadituka keramiknyo,  nan oto lah ka diganti. Lah abih pitih, bautang-utang lai. Kasudahannyo anak jo bini dapek busung lapar, karano pitih lah abih. Kalau di ambiak contoh mode tu, kan utak laki si Mai tu ndak ado tu, banak kurang, ambisi ndak pakai logika. Mode laki si Mar tu lo mungkin  para pemimpin awak, mode karajo ko sudah dek mereka sajo. Jan ambisi bana kalau masyarakat ka caie, awak memimpin surang-surang kan untuk kesejahteraan masyarakat. Iyo nan dikarajoan kini ko untuak kesejahteraan masyarakat, tapi jan ambisi bakalabiahan bana, ko mah akibatnyo, sarancaknyo bia disalasaikan oleh pemimpin berikutnyo. Kan iko mengelola negara, bukan mengelola perusahaan… baa gak ati apak jo kaliang tu….” Timpal Ajo Danu yang tingkat pendidikannya lebih baik dari semua yang duduk di warung domino tersebut.

“Ndak mampuih se lah, ndak itu nan ka den pikie an doh, nan penting dan taraso bana dek den, tambah payah iduik den dek BBM ko naiak..” kata bapak tua tersebut.

“Batua kato Ajo Danu tu mah pak, solusi nan indak tapek, satu sisi keuangan negara wak ko gilo dimaliang sajo sajak KPK hilang taji ko. DPR bapensiun, sadonyo babisnis mangicuah awak. Seharusnyo itu nan kadisalasaikan, bukan BBM nan di naikan…”kata Jo Bidin tersenyum kecut.

“Kini baa lai…” sambung bapak tua dengan wajah cemberut.

“Pulang wak lai, ampai se bini wak surang-surang lai, tanang kapalo wak tu mah.…” timpal si Kaliang asal menjawab saja.

“ha…..ha…..ha……Iyoooooooo tu maaaaaaahhhh Kalianggggg….”terdengar sorak dan tawa seluruh orang yang ada di warung domino tersebut.

———-kiding-kiding wae————dedihermon——-


Rabu, 24 Agustus 2022

SYIRIK YANG BERBUNGKUS AGAMA

Syirik yang Berbungkus Agama

Prof. Dr. Dedi Hermon

Syirik merupakan prilaku menyekutukan Allah SWT dalam rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya, asma' (nama-nama) dan sifat-Nya, atau salah satunya. Jika seorang hamba meyakini bahwa ada sang Pencipta atau sang Penolong selain Allah SWT, maka ia telah musyirik


Dengarlah ulama yang membahas Syirik berdasarkan Al Quran serta Hadist yang sahih, kemudian baca kembali Al Quran dan Hadist yang sahih untuk mempertegas dan memperkuat keimanan. Al Quran berisikan aturan-aturan suci dari Allah SWT yang dijamin kemurniannya sampai akhir zaman, sedangkan Hadist merupakan perkataan dan tindakan Rasulullah SAW dalam menyampaikan wahyu Allah SWT pada umat manusia. Hadist yang sahih adalah Hadist yang tidak bertentangan dengan Al Quran serta jelas perawinya.

Jangan dengarkan ulama yang membahas Syirik tidak menjadikan Al Quran dan Hadist yang sahih sebagai sumber utama, tapi lebih mengacu pada mazhab serta buku-buku yang ditulis oleh ulama-ulama masa lalu, yang secara isi, tidak dijamin karena tidak tergolong Kitab Suci, sehingga tidak ada jaminan untuk benar dan murni sampai akhir zaman.

Apalagi yang berbicara adalah ulama-ulama yang lebih mengutamakan organisasinya dari pada Islam, karena kemurnianan Islam diyakini sudah terkontaminasi oleh adat dan budaya non Islam masa lalu di daerah tersebut.

Bahayanya, pada saat Rasulullah SAW dihina, mereka akan diam dan pura-pura tuli, namun pada saat Syekh atau Ulama mereka yang sudah jelas-jelas mengingkari ajaran Islam, di kritik atau dihina, marahnya luar biasa, beragam logika dan cara dilakukan pembenaran.

Allah SWT menyuruh *Bacalah… Baca Al Quran memakai otak dan akal, karena Akal diberikan untuk membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Lalu diskusi dan bertanyalah pada ulama yang diyakini benar, tentang hal hal yang diperlukan penjelasan.

Allah SWT bukan menyuruh yang utama itu *Dengarlah…karena akan membuat manusia mempunyai logika yang terbatas dan melakukan pembenaran untuk segala perkataan dan sikap ulama atau guru yang mereka dengar. Seharus, di pakai akal setelah mendengar, dengan membuka Al Quran, jika ada apa yang didengar bertentangan dengan Al Quran, berdiskusilah untuk memastikan kebenaran.

Sebab monyet, ayam, sapi, harimau dan kucing akan mengerti dan  patuh dengan apa yang didengarnya.

Rabu, 03 Agustus 2022

Ketika Sesal Tak Lagi di Anggap

 AKU DI MAKAMKAN HARI INI

Terkaget ketika merasakan dinginnya udara menyelimuti tubuhku yang mulai kaku, tanpa bisa memberitahukan kepada orang-orang yang datang melihat tubuhku terbujur kaku, dan aku tidak bisa apa apa lagi, selain hanya termenung dan gelisah ketakutan atas semua balasan perbuatan semasa hidup.

Teringat jumawanya aku di atas dunia Mu, sombong dengan kekuasaan, pangkat, dan jabatan, sebagai lambang sukses pada masa itu. Semuanya ku perintah semuanya patuh. Sekarang aku tau, mereka bukan patuh pada ku, tapi menghormati jabatanku. Buktinya sekarang, saat jasadku terbujur kaku, banyak dari mereka tidak datang menjengukku. Dan yang datang, malah tertawa kecil sambil menceritakan keburukanku semasa hidup dulu.

Aku sadar sekarang, aku ingin di beri kesempatan lagi hidup di dunia Mu, ingin memperbaiki semuanya. Tapi harapan itu sudah tidak di anggap lagi.

Teringat banyak janji-janji palsu yang ku ucapkan, demi hanya untuk meredam masalah dan mempercepat solusi dari suatu persoalan. Yang penting bagaimana orang-orang yang berharap itu tersenyum, walaupun tanpa mereka sadari, itu hanya janji palsu yang sudah biasa ku lakukan.

Aku menyesal menyingkirkan orang-orang yang kuanggap salah dalam aturan, tapi benar dalam aturan Allah SWT. Aku memang munafik, logika ku tidak bisa berjalan sempurna jika hasutan dan dorongan itu datang dari istriku. Istriku yang ku anggap wanita sempurna, saat ini aku sadar, bahwa dia merupakan manusia kerdil yang coba mengingkari petunjuk Allah SWT, kelembutan hatinya hanya untuk dunia semata.

Aku terbujur tak berdaya sekarang, sebentar lagi akan dimakamkan. Aku sekarang sadar, jabatan di dunia yang di amanahkan Allah SWT pada ku, adalah ujian, dan aku gagal. Aku pemimpin yang tidak adil, aku pemimpin yang selalu membedakan asal daerah orang-orang yang aku pimpin. Sekarang aku sadar itu salah, karena selama aku memimpin, orang-orang asal daerahku selalu menjadi prioritas utama yang aku promosikan untuk menjadi pembantuku, walaupun mereka tidak memiliki prestasi sama sekali. Tapi, mulut busuk ku ini, entah mengapa selalu mengucapkan akan mempromosikan orang-orang yang memiliki prestasi, agar semuanya termotivasi.

Kini aku tidak berdaya lagi..

Entah sudah berapa banyak uang haram yang ku makan, ku berikan untuk istriku yang sekarang ku tau, dia pura-pura suci, yang ku berikan pada keturunanku. Sekarang aku sadar, aku memiliki keturunan yang ku rusak, karena rakus ku sendiri.. 

——-Sebelum terlambat kawan, bertobatlah…….