Rabu, 03 Agustus 2022

Ketika Sesal Tak Lagi di Anggap

 AKU DI MAKAMKAN HARI INI

Terkaget ketika merasakan dinginnya udara menyelimuti tubuhku yang mulai kaku, tanpa bisa memberitahukan kepada orang-orang yang datang melihat tubuhku terbujur kaku, dan aku tidak bisa apa apa lagi, selain hanya termenung dan gelisah ketakutan atas semua balasan perbuatan semasa hidup.

Teringat jumawanya aku di atas dunia Mu, sombong dengan kekuasaan, pangkat, dan jabatan, sebagai lambang sukses pada masa itu. Semuanya ku perintah semuanya patuh. Sekarang aku tau, mereka bukan patuh pada ku, tapi menghormati jabatanku. Buktinya sekarang, saat jasadku terbujur kaku, banyak dari mereka tidak datang menjengukku. Dan yang datang, malah tertawa kecil sambil menceritakan keburukanku semasa hidup dulu.

Aku sadar sekarang, aku ingin di beri kesempatan lagi hidup di dunia Mu, ingin memperbaiki semuanya. Tapi harapan itu sudah tidak di anggap lagi.

Teringat banyak janji-janji palsu yang ku ucapkan, demi hanya untuk meredam masalah dan mempercepat solusi dari suatu persoalan. Yang penting bagaimana orang-orang yang berharap itu tersenyum, walaupun tanpa mereka sadari, itu hanya janji palsu yang sudah biasa ku lakukan.

Aku menyesal menyingkirkan orang-orang yang kuanggap salah dalam aturan, tapi benar dalam aturan Allah SWT. Aku memang munafik, logika ku tidak bisa berjalan sempurna jika hasutan dan dorongan itu datang dari istriku. Istriku yang ku anggap wanita sempurna, saat ini aku sadar, bahwa dia merupakan manusia kerdil yang coba mengingkari petunjuk Allah SWT, kelembutan hatinya hanya untuk dunia semata.

Aku terbujur tak berdaya sekarang, sebentar lagi akan dimakamkan. Aku sekarang sadar, jabatan di dunia yang di amanahkan Allah SWT pada ku, adalah ujian, dan aku gagal. Aku pemimpin yang tidak adil, aku pemimpin yang selalu membedakan asal daerah orang-orang yang aku pimpin. Sekarang aku sadar itu salah, karena selama aku memimpin, orang-orang asal daerahku selalu menjadi prioritas utama yang aku promosikan untuk menjadi pembantuku, walaupun mereka tidak memiliki prestasi sama sekali. Tapi, mulut busuk ku ini, entah mengapa selalu mengucapkan akan mempromosikan orang-orang yang memiliki prestasi, agar semuanya termotivasi.

Kini aku tidak berdaya lagi..

Entah sudah berapa banyak uang haram yang ku makan, ku berikan untuk istriku yang sekarang ku tau, dia pura-pura suci, yang ku berikan pada keturunanku. Sekarang aku sadar, aku memiliki keturunan yang ku rusak, karena rakus ku sendiri.. 

——-Sebelum terlambat kawan, bertobatlah…….



Tidak ada komentar:

Posting Komentar